About my Blog

But I must explain to you how all this mistaken idea of denouncing pleasure and praising pain was born and I will give you a complete account of the system, and expound the actual teachings of the great explorer of the truth, the master-builder of human happiness. No one rejects, dislikes, or avoids pleasure itself, because it is pleasure, but because those who do not know how to pursue pleasure rationally encounter consequences that are extremely painful. Nor again is there anyone who loves or pursues or desires to obtain pain

Minggu, 27 Juli 2014

Selamat Ulang Tahun

Hey, ada yang mau aku sampaikan. Bukan, aku bukan ingin menyatakan cinta. Aku juga bukan ingin melepas rindu. Perihal rindu, biar aku saja yang menanggung. Kamu diam saja dengan kebisuanmu. Ah iya, aku hanya ingin menyampaikan apa yang harus aku sampaikan. Mungkin, sudah tak mungkin untuk mengatakannya langsung. Makanya aku nulis di sini. Hehehe. Sebentar, aku mau tarik nafas dalam-dalam dulu sebelum melanjutkan tulisan ini.

*fyuuuuh*

Mengingat hari ini tanggal 28 Juli, pasti kamu tahu apa yang akan aku sampaikan.

Hari ini adalah harimu. Hari di saat 21th yang lalu orang tuamu bangga atas dirinya sendiri karna telah melahirkan kamu. 21th lalu orang tuamu pasti menangis bahagia karna ada jagoan kecil mengisi kesunyian di rumah. 

Hari ini adalah harimu. Hari di mana selalu ada perayaan tiap tahunnya. Tiga kali berturut-turut kurayakan harimu. Aku tersenyum, dan kamu tersipu malu. Namun maaf, kali ini aku tak bisa memberimu apa-apa. Lagi pula, siapalah aku ini? Tapi, jangan salah, di sini akupun merayakan harimu dengan secangkir kopi panas. Sendiri. Jika kamu bertanya kenapa harus secangkir kopi? Atau kenapa tidak kue beserta lilinnya? Kue dan lilin sudah sangat biasa. Lagi pula, aku tak punya cukup uang untuk membelinya. Aku dan kopi sudah berteman akrab semenjak aku mengenal sepi. Aku sangat bergantung padanya.


Teman, cangkir adalah tangan yang menengadah agar doa-doa bisa di-amin-kan. Setiap uap kopi adalah doa-doa baik dari aku, penikmat kopi. Dan ku amin-kan doa-doa itu dengan tegukan demi tegukan sampai kopiku habis. Sesederhana itulah perayaan dariku.

Teman, berbahagialah kamu. Bersyukurlah kamu. Karena harimu dirayakan semesta. Bumi, langit, tanah, air, udara, dan seluruh kepunyaan Tuhan ikut berdzikir. Lantunan kalimat takbir, tahmid, dan tahlil dari segenap pelosok negeri bergema hebat di angkasa raya. Harimu sekaligus menjadi hari kemenangan umat Muslim. Tidakkah kamu bahagia?
Jika mengingat dulu, banyak sekali kesalahan yang aku perbuat. Mungkin segala ucapan dan perbuatan yang menyinggung hatimu adalah sumber kebencianmu, hingga akhirnya ia berkarat. Oleh karena itu, selain ingin mengucapkan selamat, akupun ingin mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya. Aku sudah kecil di mata Tuhan. Dan di matamu, aku tak mau itu terjadi. Sampaikan permohonan maaf dari aku untuk keluargamu. Apapun yang dulu pernah aku lakukan, semoga bisa dimaafkan. Maaf, bukannya tak mau berjabat tangan, tapi sifat pemaluku nyantanya belum hilang. Aku malu jika harus berkunjung ke sana. Tak apa, yang penting keluargamu senantiasa dalam lindungan Allah SWT.

Sudah dulu, ya. Hanya itu yang mau aku sampaikan. Terimakasih sudah membaca.





Sekali lagi,
Selamat ulang tahun, dan selamat menikmati ketupat beserta opor :) 




Cimenyan, 28 Juli 2014

Teman sekelasmu, dulu.


2 komentar:

Unknown mengatakan...

cc : Res.........

uniicescy mengatakan...

Rey, ah...

Posting Komentar