Bagaimana jika suatu masa aku disembunyikan semesta?
hilang lebih jauh dan tidak tersentuh,
meski kau membuang sauh,
pada dermaga tempat kau mengira aku ada.
Di mana aku tidak akan pernah tahu,
kau sedang menjeritkan puisi-puisi rindu,
menjadikan namaku sebagai amin tiap doamu,
Kepalamu mendongak pada langit lebih lama dari biasanya,
membisikkan pertanyaan yang sama,
pada tiap rasi yang kau temui, perihal di mana aku berada.
Memikul bejana-bejana berisi air mata,
serta rindu-rindu di punggung.
juga lengan kurus mengharap dekap.
Namun aku tidak ditemukan di mana-mana,
aku diculik semesta. disembunyikan di bawah ketiaknya,
entah surga atau neraka,
atau mungkin di antara keduanya.
Entah kapan aku akan kembali,
mungkin tidak sama sekali.
sampai kamu sadar satu-satunya hal
yang bisa menjangkauku adalah doa,
serta mata yang terpejam.
Hadirku hanya di balik kelopak mata serta
hujan yang berjatuhan,
dan kamu, basah mandi kenangan.
Harapku kini, semesta tidak akan menyembunyikan aku,
pun kamu, hingga isi kepala uban semua.
hingga pada saat itu terjadi,
hilang yang abadi.
kamu akan selalu menemukanku di sisi.
tidak, tidak pergi.
aku terlalu mencintaimu untuk angkat kaki.
Repost from @elwa_
Penulis yang tulisannya selalu saya kagumi :)
Minggu, 20 Oktober 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar