Dear, RGP....
Terimakasih kamu masih mau menerimaku kembali, tanpa harus aku pinta. Terimakasih kamu selalu memberikan apa yang aku mau. Bukan hanya sekedar pelukan, tapi telinga dan sandaran ketika aku menceritakan semua keluh kesahku, tentang segala aktivitas yang telah aku jalani, dan ya...tentang keluargaku. I'm so thankful to God karna Dia masih mengijinkan aku bareng sama kamu.
Maaf... hahaha! sudah berapa ribu kali aku menyebutkan kata itu. Mungkin telingamu sudah sangat panas mendengarnya. Tapi aku tidak punya kata-kata lain selain itu. Yang jelas aku benar-benar ingin meminta maaf, karna belum bisa membalas apa yang sudah kamu berikan.
Sayang.. aku mohon percaya padaku bahwa hatiku akan selalu terisi oleh namamu. Bukankah tinta permanen tidak akan pernah luntur?? Tidak ada sedikitpun niat untuk berpaling. Untuk apa mengorbankan banyak hal jika akhirnya aku berpaling? Daripada harus berpaling, aku lebih baik memertahankanmu selama aku mampu.
Kuyaaaaa.. aku benar-benar rindu..
Aku rindu candamu yang selalu membuatku tertawa terpingkal-pingkal.
Aku rindu kamu yang selalu tiba-tiba mendaratkan ciuman dipipiku, dan kecupan di kening tanda kita akan berpisah.
Mungkin ini terkesan lebay, tapi isi hati tidak bisa dibohongi.
Ditulis di kamar rega, 00:35

